"Senja Diujung Malam Biru "
Seakan mentari tak mau memeluk pagi
Putih semu abu-abu menggelanyut di langit yang mendung
Aisya menari dalam keheningan pagi buta menyalak
Menggantung selendang bergerigi di bahu kiri
Sungguh telak hidup seorang janda muda di kota
Menjadi tameng buah hati mungil
Hasil karya cinta kandas setengah mati.
Senyum ramah menyapa dalam gerak wajahnya nan sejuk
Lembut tangan kasih merengkuh kesombongan penduduk kota
Ironisnya dia bertamengkan hati baja sang bunda
Mengais sesuap nasi dari luka merekah setiap hari
Aisya terus berjalan membawa luka dan senyumnya.
Hari berganti hati
Kuncup cinta merekah memerah
Mencicipi madu asmara membara layaknya anak muda
Menguntai maghligai kasih bersama sang sales arjuna kota
Putik menghampiri sang benangsari dalam keremangan paginya
Aisyah bermain di taman asmara tak berbatas.
Cinta semakin tumbuh meninggi merekah memerah berbuah
Entah menjadi buah atau parasit hidup menggumpal di tanah
Arjuna Aisya merana dalam senja awan hitamnya
Debu asmara membumbung tinggi diangkasa
Mengoyak langit memarah dia.
Siap untuk jatuh dan mati ataukah hina sebagai wanita
Aisya memandangi biduk asmara di ujung tanduk
Bocah kecil menggelanyut manja di lengannya tanpa dosa
Direngkuhnya dengan senyuman khas ramahnya
Cinta yang sebenarnya ada di pelukannya.
Dan dedaunan hitam biarlah pergi mengusir angin topan
Aisyah memanggul malaikat kecilnya dan berjalan pulang
Bunga nan indah itu hanya ilusi saja
Biarlah ia jatuh ke tanah dan disapu hujan semalam
Selamat tinggal asmara merana.
Sabtu, 16 November 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
hmm Teteh. makin aksis aja ya.. keren2 bangat ceritanya.. semoga terinspirasi buat yang lainnya .. sukses selalu .
BalasHapusthanks ya min,,,males nulis di kertas,,pake blogg aj sekarang. Raditya Dika insprired banget...
BalasHapus