Jumat, 28 September 2012

MEMBANGUN HUBUNGAN MEDIA YANG BAIK DAN BEKERJASAMA DENGAN PERS



MEMBANGUN HUBUNGAN MEDIA YANG BAIK
DAN BEKERJASAMA DENGAN PERS

Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah “Public Relation”



 










Disusun oleh:
1.    Dila Nurmilasari        (210908055)
2.    Nining Untari             (210908041)
3.    Chotib Hadi Ma’ruf  (210908034)


Dosen Pengampu
IKA SUSILAWATI


JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI TADRIS INGGRIS
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAIN) PONOROGO
2011
PENDAHULUAN

Public relation adalah teknik menyampaikan pesan kepada publik agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan bertujuan untuk menciptakan citra positif perusahaan atau produk kepada masyarakat. Public relation pada masa-masa sebelumnya, digunakan untuk orasi, diskusi, debat terbuka, kampanye, atau segala sesuatu yang berkaitan dengan propaganda politik. Namun pada perkembangannya, public relation digunakan berbagai perusahaan untuk hubungan dengan masyarakat yang berkaitan pada kegiatan ekonomi seperti kegiatan promosi, pemasangan iklan, kerja sama dengan pihak lain, dsb.
Perkembangan teknologi memudahkan aktivitas public relation. Dalam perkembanganya, PR menggunakan teknologi melalui media massa, baik cetak maupun elektronik sehingga pesan dapat tersampaikan dengan cepat dan tepat. Penggunaan media massa ini akan menguntungkan kedua belah pihak, yaitu antara PR dan jurnalis.
Pekerja pers atau jurnalis atau wartawan, selaku pihak yang mengemas dan membuat opini publik melalui medianya dengan cara mencari fakta, informasi, dan data. Dalam hubungan ini, PR membangun suasana komunikasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip hubungan media yang baik, yaitu mengatakan yang sebenarnya, memberikan pelayanan maksimal pada jurnalis, tidak pernah memohon atau memprotes cara media menyajikan berita, tidak pernah meminta jurnalis untuk tidak memberitakan, tidak pernah membanjiri media dengan berita yang kurang bernilai atau yang berulang-ulang tentang suatu kasus.









PEMBAHASAN


A.    Pengaruh Media Dan Tantangan Baru Dalam Komunikasi Eksternal Public Relation
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan atau informasi diantara dua orang atau lebih dengan harapan terjadinya pengaruh yang positif atau menimbulkan efek tertentu yang diharapkan. Komunikasi adalah persepsi dan apresiasi. Perkembangan teknologi yang semakin pesat, memungkinkan orang untuk berkomunikasi melalui berbagai macam media. Tantangan ke depan, bukan saja sekedar menjual produk & jasa perusahaan, tetapi bagaimana menyampaikan pesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan dapat memberikan manfaat kepada banyak orang dari berbagai ragam budaya, latar belakang, dan sebagainya.
Hampir semua bidang pekerjaan menggunakan perkembangan teknologi komunikasi, terutama pekerja atau masyarakat yang tinggal pada area metropolitan. Begitu juga dengan para pelaku public relations, pada masa sekarang PR mampu bertahan pada posisinya dengan bantuan teknologi komunikasi.
Media massa dibagi menjadi 2 macam, yaitu media cetak dan elektronik yang menunjang kinerja PR. Adapun macam-macam media cetak adalah sebagai berikut;
1.
Sedangkan media elektronik juga dibagi sebagai berikut. Internet Public Relations (E-PR) ataupun cyber public relation adalah inisiatif PR yang menggunakan media internet sebagai sarana publisitasnya. Saat ini, para pebisnis banyak yang menggunakan E-PR, karena menggunakan media elektronik seperti internet untuk membangun hubungan antara bisnis di suatu perusahaan dan publik audiens. Ribuan one-to-one relation dapat dibangun secara simultan melalui media internet karena sifatnya yang interaktif. Berbagai perkembangan teknologi yang dapat dipergunakan pelaku pr dalam melakukan kegiatannya adalah :

1. Web
Web atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi, gambar, gambar gerak, suara, dan atau gabungan dari semuanya itu baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan link-link.
Di era web memungkinkan pesan tidak lagi berjalan searah namun bersifat interaktif. Melalui online, citra baik atau buruk dapat ditampilkan dan setiap orang atau lembaga bisa secara tiba-tiba diserang atau juga mendapat dukungan dari publik. Manfaat web bagi Public Relations adalah dapat melakukan penelusuran langsung dan segera tentang apa yang dilakukan oleh pesaing, mengetahui opini yang berlawanan dan opini dari masyarakat. Selain itu PR juga dapat memanfaatkan web untuk virtual marketing, distribusi e-mail, brochureware, discussion group, diskusi antar sesama pengguna internet seperti diskusi antar sesama profesi PR. Pada web terdapat juga Ezine atau majalah elektronik versi online dimana terdapat informasi artikel dan solusi. Ezine berbasis web merupakan situs web yang berfungsi seperti majalah, namun memberikan akses informasi online kepada para pembacanya. Ezine mengharuskan para pembaca untuk datang ke link tertentu baru bisa membaca berita atau info aktual dari halaman web ke halaman web yang lain. Perusahaan pun dapat manfaat yang besar jika tim PR menyempatkan diri untuk mencari dan mengevaluasi informasi ezine yang sesuai dengan bidang usahanya.
Memempublikasikan newsletter elektronik (ezine) perusahaan dapat meningkatkan keharuman reputasi. Itulah sebabnya kebanyakan situs web yang berhasil adalah situs web yang menjalankan dan mempromosikan ezine . lebih dari 60 persen dari pengguna internet sering dan suka membaca atau subcribe ke suatu ezine tertentu yang sesuai dengan minat mereka. Inilah salah satu alasan mengapa ezine merupakan salah satu tool promosi yang paling populer di internet. Sekarang sudah ada puluhan ribu ezine yang berisi berbagai topik informasi dan edukasi.

2. Blog
Blog merupakan singkatan dari “web log” adalah bentuk aplikasi web yang menyerupai tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web umum. Tulisan-tulisan ini seringkali dimuat dalam urut terbalik (isi terbaru dahulu baru kemudian diikuti isi yang lebih lama), meskipun tidak selamanya demikian. Situs web seperti ini biasanya dapat diakses oleh semua pengguna internet sesuai dengan topik dan tujuan dari si pengguna blog tersebut. Blog langsung terhubung dengan google sehingga setiap orang dapat dapat mengakses isi dari tulisan tersebut. Blog ini merupakan sarana penunjang bagi PR untuk memuat berbagai tulisan yang menjelaskan, konvirmasi dan informasi mengenai nilai positif dari perusahaan dan produk yang diperlukan oleh publik.

3. E-Mail

Email adalah surat elektronik. Pengiriman dokumen atau soft ware melalui jaringan internet. E-mail tidak dapat lepas dari dunia bisnis maupun gaya hidup apalagi dalam konteks E-PR. Mengingat email juga merupakan sarana yang efektif untuk membangun dan meruntuhkan reputasi.

Agar memberi kesan bagus bagi para prospek dan pelanggan, saat ini banyak perusahaan yang menitikberatkan usahanya pada call center yang baik serta cara menjawab telepon yang baik ataupun membalas email keluhan pelanggan. Selain itu, mereka juga berjuang bagaimana caranya calon pelanggan yang menelpon tidak merasa dipingpong kesana sini. Namun, mereka lupa atau sering menganggap sepele bahwa menulis ataupun membalas email terlalu lama dalam menjawab pertanyaan melalui email yang masuk juga akan meruntuhkan reputasi yang telah dibangun secara offline dengan susah payah dan biaya mahal.

Melalui email, PR dapat mengirimkan informasinya seperti, press release, news release dan informasi lainnya yang dibutuhkan oleh publik-publik yang terkait. Selain itu perkembangan dari email berupa IM (Instant Message), YM, chatting, dll PR dapat menafaatkan kemudahan tersebut dalam melaksanakan kegiatannya. Selain itu dengan adanya perkembangan teknologi, jangkauan audience lebih luas dan pesan yang tersampaikan pada masyarakat juga lebih beragam dalam satu waktu.

4. Millis
Millis adalah singkatan dari MailingList, artinya daftar alamat email yang terdaftar dalam suatu group seperti millis dalam yahoo. Memiliki millis akan mempercepat pengiriman informasi kepada sekumpulan orang. Di dunia maya, terdapat ribuan milis publik. Perusahaan pun dapat memanfaatkannya serta membuat millis publik menjadi millis perusahaan sehingga dapat memberi informasi kepada media, mitra kerja, karyawan, pelanggan dengan sekali klik dan cepat. Millis dalam komunitas online dimana anggotanya harus masuk ke situs web yang menyediakan newsgroup, misalnya yahoogroups.com.

5. Jejaring Sosial
Saat ini, ada banyak jejaring sosial yang berkembang pada dunia maya. Tak ayal jejaring sosial menjadi trend tersendiri bagi para pengguna internet terutama kalangan anak muda. Menjadi kesempatan besar bagi pelaku PR untuk mengembangkan jangkauan publik melalui jejaring sosial. Jejaring sosial sangat berguna bagi publikasi karena menggunakan berbagai fasilitas pendukung di dalamnya. Beberapa contoh jejaring sosial yang biasa dipergunakan oleh pelaku pr untuk publikasi adalah :
-Facebook
-Twitter

6. Video Conference
Video conference adalah telekomunikasi dengan menggunakan audio dan video sehingga terjadi pertemuan ditempat yang berbeda-beda. Ini bisa berupa antara dua orang secara pribadi dalam kantor (point-to-point) atau mengikutsertakan berberapa orang dalam ruangan (multi-point) di tempat yang berbeda-beda. Video conference ini dapat dibagi atas:
a. Two-way Videoconference
b. One-Way Videoconference
c. Non-motion Videoconference
PR menggunakan Video conference untuk event-event spesial dan untuk melakukan media relations.

7. IRC

Internet Relay Chat atau IRC atau sering disebut dengan chatting adalah forum diskusi online para pengguna internet dengan menggunakan tulisan sebagai alat untuk berdiskusi. IRC ini menyediakan suatu cara untuk berkomunikasi secara langsung dengan orang-orang di seluruh dunia. IRC terdiri dari bermacam- macam jaringan server IRC (mesin-mesin untuk menghubungkan pemakai dengan IRC). Para pengguna memiliki suatu program (yang disebut ‘client’) untuk menghubungkan mereka. Seperti, YM (yahoo masanger), google talk, Twitter, Chatting dalam facebook, dan lain sebagainya.

8. Vide News Realease (VNR)
Merupakan news releases yang disiarkan di siaran berita televisi. Durasinya dari 90 detik sampai dua menit. Biasanya video dan audio, dalam konsep news realeases yang satu ini, terpisah. Hal ini akibat stasiun televisi akan memberikan audio tersendiri untuk VNR ini. Salah satu bentuk VNR adalah Edited B-roll. Edited B-roll biasanya merupakan bahan kasar. Ia berdurasi tiga sampai lima menit dan belum mengalami proses pengeditan. Biasanya setelah diedit, ia berdurasi lebih panjang dan diberi beragam feature yang membuatnya semakin menarik. VNR ataupun edited B-roll menggunakan internet sebagai media penyalurnya.

9. Webcast
Webcast menggabungkan konsep audio dan video. Ia disiarkan melalui internet

10. Satelit Media Tours (SMT)
SMT terkait dengan spokeperson. Spokeperson, baik selebriti ataupun orang yang memang dipilih untuk menjadi humas, suatu perusahaan, produk atau organisasi, pada konsep PR yang satu ini, dapat melakukan semacam konferensi pers dimana ada wawancara yang terjadi antara dirinya dan reporter yang nantinya akan disiarkan di beberapa stasiun televisi. SMT disirkan melalui satelit. Alat PR yang satu ini memungkinkan adanya interaksi atau dialog antara klien dan spokeperson perusahaan atau produk.
Selain press realeses perkembangan juga terjadi di press kit. Sekarang, terdapat elektronik press kit. Memang bedanya hanya ada pada sifat keelektronikannya saja. Meskipun demikian ia cukup efisien dalam menciptakan hubungan antara perusahaan dan khalayak. Selain itu, ada perkembangan lain yang cukup significan dalam bidang kehumasan. Diantaranya munculnya online advocacy sistem, online media database dan online tracking sistem. Online Advocacy Sistem bisa diartikan sebagai kampanye perusahaan secara online kepada khalayak, pekerja, ataupun hal lain yang terkait dengannya. Online media database adalah berisi informasi yang berhubungan dengan perusahaan yang akan disampaikan ke publik. Sedangkan online tracking sistem berfungsi sebagai monitor. Ia Memudahkan PR suatu perusahaan untuk memonitor atau mengawasi media apa yang sedang memuat berita tentang media meraka dan apa isi berita tersebut, merugikan atau tidak.

Meskipun terdapat beragam teknologi yang membuat PR semakin canggih dan mampu menjangkau masyarakat luas, hal yang paling penting adalah memuat unsur pemberitaan yang lengkap dimana what, who,why, when, dan where terpenuhi. Selain itu, agar menarik minat khalayak untuk dibaca atau ditonton, PR haruslah memasukkan news value agar beritanya memiliki nilai tersendiri.

Perkembangan teknologi khususnya untuk media massa memudahkan aktivitas pelaku public relation. Sebelum teknologi berkembang PR hanya mengerjakan kegiatannya dengan menggunakan pulpen, pensil dan printing press, tetapi seiring
Pada beberapa website perusahaan sudah terpasang teknologi IRC ini, sehingga audien bisa lebih mudah untuk berkomunikasi dengan perusahan tersebut begitupula sebaliknya.

B.     Public Relation Bekerjasama dengan Media Massa (Media Relations)
Pengertian media adalah sarana yang digunakan untuk menuangkan hasil karya seseorang. Istilah media dalam PR mendasar pada media massa, yaitu sarana komunikasi dan peyebaran informasi melalui media cetak maupun elektronik. Dalam UU Pers No.40 tahun 1999 disebutkan pengertian pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk saluran lainya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran tang tersedia. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa perusahaan pers merupakan badan hukum Indonesia yang menyelenggarakan usaha pers meliputi perusahaan media cetak, media elektronik, dan kantor berita, serta perusahaan medeia lainya yang secara khusus menyelenggarakan, menyiarkan, atau menyalurkan informasi.
Public relation dalam menjalankan fungsinya harus dapat memberi informasi yang jelas dan meyakinkan masyarakat dengan menggunakan berbagai media. Public relations didalam menjalankan fungsinya harus dapat memberi informasi yang jelas dan meyakinkan masyarakat dengan menggunakan berbagai media. Komunikasi dan relasi memerlukan media massa, oleh karena itu media relations menjadi penting dalam kegiatan public relations. Ada dua sisi yang harus dilakukan media relations.
1.      Menjalin hubungan baik dan berkomunikasi dengan media massa.
2.      Menjadikan media massa sebagai mitra organisasi dalam berkomunikasi dengan masyarakat.
3.       
4.       
Didalam melakukan kegiatan media relations, public relations tentu akan berhubungan dengan salah seorang personil media massa seperti redaktur, penerbit, penulis tajuk rencana, kolumnis, para penyiar berita, dan wartawan. Hubungan yang baik dengan para personil media massa adalah penting sekali untuk melaksanakan publisitas.
2001:91).
Komunikasi dan relasi memerlukan media massa, oleh karena itu media relations menjadi penting dalam kegiatan public relations. Ada dua sisi yang harus dilakukan media relations. Pertama, menjalin hubungan baik dan berkomunikasi dengan media massa. Kedua, menjadikan media massa sebagai mitra organisasi dalam berkomunikasi dengan masyarakat. Kedua hal ini membuat media relations menjadi sangat strategis dalam tubuh organisasi. Oleh sebab itu, penting sekali bagi praktisi Publik Relations untuk memahami dunia kerja media massa. Selain itu, media massa juga dapat digunakan dalam mempromosikan organisasi kepada publik eksternal (Iriantara, 2005: 250).
Publik Relations untuk memahami dunia kerja media massa. Selain itu, media massa juga dapat digunakan dalam mempromosikan organisasi kepada publik eksternal (Iriantara, 2005: 250).
Universitas Sumatera Utara

Terkait dengan bagaimana menjalin hubungan yang baik dengan media, Cutlip, Center, dan Broom dalam buku Effective PR, menjabarkan pedoman untuk hubungan media yang baik, yaitu:
1.      Sampaikan dengan jujur
Jerry Dalton Jr., mantan presiden PRSA,mengatakan bahwa aset paling penting dari praktisi dalam menghadapi media adalah kredibilitas. Kredibilitas harus didapatkan, biasanya setelah beberapa waktu. Kredibilitas berarti bahwa seorang reporter bisa percaya (kepada praktisi) secara penuh, dan vice versa. Kredibilitas berati jangan bohong. Jika anda tidak bisa, karena alasan yang sah, bicaralah kebenaran, lalu jangan bilang apa-apa.
2.      Memberikan pelayanan
Cara paling cepat dan pasti untuk mendapatkan kerja sama dengan jurnalis adalah memberi mereka berita dan gambar yang layak, emnarik, da baru sesuai keinginan mereka dan dalam bentuk yang bisa mereka gunakan dengan mudah.
3.      Jangan merengek atau mengomel
Tak ada yang lebih menjengkelkan bagi seorang wartawan dan editor dan direktur berita selain praktisi yang mengemis agar beritanya dimuat atau praktisi yang mengeluhkan tentang pemuatan berita. Jurnalis telah mengembangkan objektivitas jurnalistik dan nilai berita. Jika informasi tidak layak diberitakan karena tidak menarik pembaca, sebanyak apapun Anada merengek dan mengomel tidak akan mengubah kualitas informasi itu.
4.      Jangan minta untuk “membungkam”
Praktisi tidak punya hak untuk meminta pers untuk membungkam atau mencabut suatu berita. Bagi jurnalis, upaya ini adalah sama dengan meminta wartawan mengkhianati kepercayaan publik mereka.
5.      Jangan membanjiri media
Studi dan pengalaman telah mengajarkan tentang batas-batas kelayakan berita, dan pedoman untuk menghormati media. Petunjuk terbaika adalah sebagai berikut: berikan apa yang dianggap sebagai berita oleh wartawan, perbarui terus mailing list media, dan kirim hanya pada satu wartawan, yang paling tepat, untuk masing-masing medium.

Selanjutnya masih dalam buku yang sama, terdapat pedoman untuk bekerja sama dengan pers, yaitu:
a)      Berbicaralah dari sudut pandang kepentingan publik, bukan kepentingan organisasi
b)      Membuat berita yang mudah digunakan dan dibaca
c)       Jika anda tidak ingin beberapa pernyataan dikutip, jangn buat pernyataan itu
d)      Nyatakan fakta paling penting di awal
e)      Jangan berdebat dengan reporter sebab anda bisa jadi kehilangan kendali diri
f)      Jika sebuah pertanyaan mengandung bahasa yang menyinggung atau mengandung kata yang tidak anda sukai, jangan mengulanginya atau menyangkalnya.


Agar hubungan kemitraan ini dapat berjalan dengan baik dan tujuan mereka dapat diwujudkan secara optimal, yakni melayani dan memenuhi kebutuhan masyarakat dengan sebaik-baiknya, maka ada beberapa hal yang sangat penting dilakukan tiap praktisi humas…
Pertama, hubungan humas dengan wartawan bersifat profesional. Selain melayani masyarakat, humas wajib melayani wartawan secara profesional. Humas jangan berhubungan terlalu mesra dengan wartawan. Kedua belah pihak, terutama masyarakat yang mereka layani, pasti rugi bila tak ada jarak yang pas antara humas dengan wartawan. Sebagai ilustrasi, dua sejoli yang saling merapatkan wajah (baca: berciuman) pastilah tak mampu melihat wajah pasangannya dengan cermat karena jarak pandangnya tidak pas. Mata tidak/kurang difungsikan, yang berfungsi hanya perasaan (emosi). Celakanya, bila suatu ketika personel humas berselisih atau bertengkar dengan mitra mesranya (wartawan). Maka akibat buruknya tak saja merugikan kedua belah pihak, tapi terutama merugikan masyarakat yang mereka layani, di samping niscaya merugikan lembaga masing-masing. Tanpa mengurangi hubungan mesra, humas harus senantiasa berinisiatif menjaga jarak yang pas dengan mitra sejajarnya (wartawan). Hubungan kedua belah pihak harus sehat, terhormat, dan bermartabat.
4.      Di mata wartawan humas harus berwibawa, wibawa yang alamiah, bukan sok berwibawa atau wibawa yang dibuat-buat agar disegani wartawan. Humas yang profesional pastilah cerdas, berpengetahuan sangat luas (terpelajar), disiplin, dan benar-benar menguasai bidang pekerjaannya. Ia juga sanggup menganalisis dengan tajam tiap berita di media massa yang menyangkut daerah, instansi, dan para pejabat pemda/DPRD yang bersangkutan. Dengan demikian, humas mampu memberikan masukan yang baik terhadap para pengambil keputusan di instansi di mana ia bekerja. Humas yang benar-benar mampu bekerja secara profesional, termasuk menjaga jarak yang pas dengan mitranya, pastilah dhormati, disegani, dan dipercayai wartawan.
5.      Kedua, humas harus mengetahui seluk-beluk dunia wartawan atau jurnalisme, termasuk irama kerja wartawan di tiap jenis media massa serta fungsi media massa. Ini berarti humas mesti tahu nilai-nilai berita, tenggat waktu laporan wartawan, peta media massa baik di tingkat daerah maupun di tingkat nasional, Kode Etik Jurnalistik, Kode Etik (Pedoman Perilaku) Penyiaran, Undang-undang No. 40/1999 tentang Pers, Undang-undang No. 32/2002 tentang penyiaran, kekuasaan atau kekuatan media massa, visi dan missi media massa yang beredar/beroperasi di wilayahnya, dan sebagainya.
6.      Ketiga, humas juga harus/perlu memiliki kemampuan praktik jurnalisme, yakni meliput, wawancara, memotret, menulis berita langsung, berita khas (feature news), dan artikel opini. Selain memperkaya pengetahuan dan praktik melalui bacaan dan pelatihan jurnalisme, humas juga perlu sekali-sekali magang di media massa, terutama di media massa besar.
7.      Keempat, humas harus mampu mengenal wartawan dan redaktur secara personal. Ini sangat penting, agar humas mampu berkomunikasi dengan efektif dengan mitranya. Humas harus tahu tingkat/jenis komunikasi yang lazim digunakan wartawan yang sedang berbicara dengannya. Sesuai latar belakang budaya daerah dan tingkat pendidikan, tiap wartawan pastilah memiliki gaya berkomunikasi masing-masing. Ada wartawan yang lazim menerapkan komunikasi konteks rendah (menyatakan sesuatu secara halus atau “berputar-putar”, tak langsung ke tujuan). Tapi ada pula wartawan yang biasa menerapkan komunikasi konteks tinggi (berbicara blak-blakan atau berterus terang, langsung ke tujuan). Humas harus mampu berbahasa dengan baik sesuai bahasa dan tingkat bahasa (abstraksi) wartawan yang sedang dihadapi. Humas perlu tahu pula riwayat hidup wartawan yang biasa atau rutin meliput di lingkungan kerja pemda dan DPRD, misalnya tanggal lahir/perkawinan. Humas juga perlu memerhatikan ulang tahun media massa yang beredar/beroperasi di daerahnya. Dengan demikian, humas dapat menjalin hubungan insani (human relations) secara efektif dengan mitranya.
8.      Kelima, humas jangan bersikap diskriminatif terhadap wartawan/media massa. Semua wartawan profesional (muda atau tua, kaya atau miskin, berpenampilan keren atau “kumuh”) dan media massa (besar atau kecil, lokal atau nasional, baru atau lama, partisan atau independen) harus diperlakukan dengan adil (tak ada “anak emas” dan “anak tiri”). Hal terpenting, humas wajib melayani hanya wartawan yang benar-benar wartawan. Humas tak perlu melayani, apalagi “memiara” wartawan “CNN” (cuma nanya-nanya) alias wartawan yang tak memiliki media massa. Yang dimaksud melayani di sini adalah memberikan fakta-fakta atau informasi penting yang dibutuhkan oleh khalayak media massa di mana wartawan yang bersangkutan bekerja. Ini berarti humas tak boleh merusak idealisme atau profesi wartawan dengan memberikan uang atau yang sejenisnya. Humas sama sekali tak berurusan dengan pemenuhan kesejahteraan wartawan. Ini adalah urusan pihak manajemen perusahaan media massa di mana wartawan itu bekerja.
PR sebagai sumber berita yang mudah dihubungi dan sebaliknya PR tidak menemukan kesulitan untuk menyampaikan atau membantah berita yang dimuat media massa harus menjalin hubungan dengan baik.Beberapa prinsip umum membina hubungan dengan pers adalah menurut ( Jefkins,1991:94)
1. yaitu memberikan pelayanan kepada media dengan menciptakan kerja sama dan hubungan timbal balik
2. By yaitu menegakkan suatu reputasi agar dapat dipercaya.
3. By yaitu memasok naskah informasi yang baik.
4. By yaitu melakukan kerjasama yang baik dalam menyediakan bahan informasi.
5. By yaitu penyediaan fasilitas yang memadai.
6. By with the media yaitu membangun hubungan secara personal dengan media.Hal ini mendasari keterbukaan dan saling menghormati profesi masing-masing(Jefkins,1991:95)
Hubungan pers(Press Relation)adalah usaha untuk mencapai publikasi atau penyiaran yang maksimun atas suatu pesan atau informasi Humas dalam rangka menciptakan pengetauhan dan pemahaman bagi khalayak dan organisasi atau perusahaan yang bersangkutan.Hubungan pers ternyata tidak hanya terkait dengan kalangan pers melainkan juga semua bentuk media lainnya,media catak ,media bioskop,media elektronik seperti radio dan tv..Secara harfiah lebih cepat justru tidak diterima secara luas misalnya saja istilah hubungan media .Meskipun kurang popular bila dibandingkan dengan istilah siaran berita paparan yang menggunakannya termasuk kalangan praktisi Humas Internasional.



Jefkins, Frank, Public Relation. Diterjemahkan oleh Haris Munandar (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004).
Media masssa membutuhkan informasi yang dapat menarik perhatian publik. Karena media massa memang menyajikan informasi untuk kepentingan publik. Titik temu antara media massa dengan organisasi adalah karena kedua pihak memang saling membutuhkan. Organisasi membutuhkan media massa sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan public. Sedangkan media massa membutuhkan organisasi, karena ada peristiwa atau informasi yang patut dan perlu diketahui publik lantaran bernilai berita (Iriantara, 2005: 148)
Dengan demikian, media relations dapat diartikan sebagai bagian dari kegiatan eksternal publik relations yang membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara organisasi dan publik (-publik)nya untuk mencapai tujuan organisasi.
Hubungan baik yang senantiasa terpelihara dengan media massa akan membantu lancarnya publikasi. Press release yang dikirimkan kepada media masa dengan permintaan untuk disiarkan, mungkin diprioritaskan bila sejak sebelumnya sudah d
ibina hubungan baik. Demikian pula penyiaran iklan akan dibantu supaya efektif. Undangan jumpa pers mungkin akan diutamakan daripada organisasi lain yang juga mengundangnya.
9.      2. Upaya Menciptakan Hubungan Pers yang Baik
10.  Berikut ini adalah sebuah ringkasan atau rangkuman atas hal-hal terpenting perihal pers yang harus diketahui oleh seorang praktisi humas.
11.  A. Kebijakan editorial: Ini merupakan pandangan dasar dari suatu media yang dengan sendirinya akan melandasi pemilihan subjek-subjek yang akan dicetak atau yang akan diterbitkannya. Misalnya saja, ada koran-koran yang senantiasa memuat ulasan khusus secara singkat mengenai berbagai macam transaksi bisnis yang terjadi setiap hari.
12.  b. Frekuensi penerbitan: Setiap terbitan punya frekuensi penerbitan yang berbeda-beda; bisa beberapa kali dalam sehari, harian, dua kali seminggu, mingguan, bulanan, atau bahkan tahunan. Praktisi humas juga perlu mengetahui berapa edisi yang diterbitkan dalam tiap penerbitan.
13.  c. Tanggal terbit: Kapan tanggal dan saat terakhir sebuah naskah harus diserahkan ke redaksi untuk penerbitan yang akan datang? Tanggal penerbitan dari suatu media ditentukan oleh frekuensi dan proses pencetakannya. Di Inggris, koran-koran yang memiliki jaringan percetakan di berbagai tempat di luar London, jadi tidak hanya di Fleet Street, biasanya dapat terbit lebih cepat daripada koran-koran lainnya.
14.  d. Proses pencetakan: Apakah suatu media dicetak secara biasa(letterpress), dengan teknik-teknik fotogravur, litografi, ataukah fleksografi? Dewasa ini, teknik percetakan yang populer di seluruh dunia adalah teknik offset-litho.
15.  e. Daerah sirkulasi: Apakah jangkauan sirkulasi dari suatu media itu berskala lokal, khusus di daerah pedesaan, perkotaan, berskala nasional, ataukah bahkan sudah berskala internasional? Teknologi satelit memungkinkan dilakukannya sirkulasi atau distribusi media secara internasional. Beberapa koran dan majalah yang sudah memiliki sirkulasi secara internasional adalah International Herald Tribune, Wall Street Journal, USA Today, Financial Times, The Economist, dan sejumlah surat kabar Cina dan Jepang, terutama Asahi Shimbun.
16.  f. Jangkauan pembaca: Berapa dan siapa saja yang membaca jurnal atau media yang bersangkutan? Seorang praktisi humas juga dituntut untuk mengetahui kelompok usia, jenis kelamin, status sosial, minat khusus, kebangsaan, etnik, agama, hingga ke orientasi politik dari khalayak pembaca suatu media
17.  g. Metode distribusi: Praktisi humas juga perlu mengetahui metode-metode distribusi dari suatu media; apakah itu melalui toko-toko buku, dijajakan secara langsung dari pintu ke pintu, lewat pos atau sistem langganan, atau secara terkontrol (dikirimkan lewat pos atas permintaan atau seleksi).

18.  Selain memasok berbagai materi yang layak diterbitkan, semua praktisi humas juga perlu memahami bagaimana surat kabar dan majalah itu dibuat dan diterbitkan, serta bagaimana memproduksi program-program siaran radio dan televisi. Sebagian pengetahuan tersebut dapat dipelajari hanya dengan observasi. Untuk itu diadakan kunjungan-kunjungan ke sejumlah penerbitan, stasiun radio, dan studio televisi (atau rumah produksi yang memasok program-programnya). Kadang-kadang kita dapat memahami suatu media hanya dengan menelepon orang-orang yang terkait dan mengajukan berbagai pertanyaan yang relevan kepadanya, seperti kapan saat terakhir suatu naskah humas sudah harus diserahkan ke meja redaksi. Ini merupakan bagian dari tugas seorang praktisi humas, yakni berusaha untuk mengetahui segala sesuatunya selengkap mungkin. Kalau tidak mengetahui tenggat atau saat akhir penyerahan naskah ke sebuah majalah atau surat kabar mungkin ia akan terlambat menyodorkan naskah ke redaksi, atau setelah majalah atau surat kabar itu dicetak. Jika ini terjadi maka jerih payahnya menyusun naskah humas itu pun sia-sia.
















PEMBAHASAN