INILAH PROPOSAL CINTAKU, YA ALLOH

Seiring berjalannya waktu, bertambahlah masa hidup seseorang di dunia ini. Apa yang disebut target dan rencana ke depan harus diputuskan sejak awal. Jikalau ada kerikil-kerikil kecil yang menghalang janganlah takut untuk melangkah ke depan sampai tujuan. Dan keajaiban yang dipercaya akan hadir tanpa harus ditunggu, karna keyakinan mengalahkan apa kata orang.

Tidak salah apa kata Mama kepadaku “kamu harus menikah di usia 25 kalau ingin keluargamu terprogram dengan rapi. Rezeki dan pekerjaan bisa dicari dengan usaha dan do’a.”. Jawabanku terbatas kata “Amiiin”. Bagaimana aku bisa melangkah dengan sempurna? tapi siapa yang tahu kesempatan dan keberuntungan orang. Do’a orang-orang di sekitar sangat berpengaruh pada siklus kehidupan. Demikian kuucapkan “terima kasih atas do’anya”.

Aku sudah tak sekeras dulu lagi. Aku sudah melunak dengan berpikir realistis agamis. Bertujuan menjadi wanita sholehah yang mandiri. Menjaga suami dan buah hati dengan penuh keihlasan dan tetap bekerja membantu rumah tangga. Bagaimanapun kondisi bahtera rumah tangga, tak ada kekuatan selain iman di dada untuk selalu mengabdikan diri kepada keluarga. Beribadah dalam berumah tangga lebih utama dari pada melajang terlalu lama.

Ketakutanku pada ketidakharmonisan rumah tangga yang terjadi pada keluargaku ini kupandang sebagai perbedaan di masa depan. Ketiadakadilan dan kurangnya kepercayaan diri yang kujalani saat ini adalah sambal pemanis yang kumakan setiap hari. Tempe, tahu, ayam, sayur tak ada sambal tak nikmat. Jika bapak ibukku memberi contoh yang baik dalam berumah tangga, pastilah sangat bahagia hatiku. Namun, sudah cukup kebahagiaan jikalau berkumpul bersamanya. Dan setiap masalah yang timbul itu kuanggap pendewasaan diri seorang amanusia. Jikalau dari sekian masalah belum bisa kuatasi, aku tidak akan berhenti untuk selalu menasehati agar hati cadas itu terguyur air nasehat dan roboh. Do’aku senantiasa kupersembahkan kepada keluargaku, agar kami selalu bahagia di tengah perbedaan watak dan kebiasaan dalam suatu keluarga. Tak ada harapan yang terindah selain membawa keluarga atas nama cinta kelak abadi di syurga.

Siapa suamiku kelak aku memang belum berhak tahu, namun aku sudah mendoakannya setiap waktu agar dia selalu sehat, bahagia, bekerja dan beribadah dengan sempurna. Yang kelak meminangku dengan lafaz ijab qabul untuk beribadah bersama dalam bahtera rumah tangga di dunia dan akhirat. Ketika aku mencium tangannya dengan bangga, kuterima segalanya yang dia punya. Setiap kelebihannya akan menyempurnakan kelemahanku, dan setiap kelemahanku akan dilengkapi dengan kelebihannya. Tak seperti laki-laki yang dulu pernah singgah di hidupku, dia adalah seseorang yang paling sempurna di seluruh dunia. Cinta Illahi yang telah dititipkan pada kami telah menyatu menguatkan keislaman. Rumah tangga yang dibangun dengan pondasi iman yang kokoh takkan tergoyahkan angin dan badai kehidupan. Jika dia sholeh, pastinya akan setia pada istri dan buah hatinya. Dan tiada hari tanpa cinta dan ibadah.